Tim Terpadu Riset Mandiri menyatakan telah menggunakan ledakan dalam meniliti situs purbakala Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, 5 September lalu. Namun, ledakan ini sudah seizin Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertanggung jawab atas situs itu.
"Izin juga diperoleh dari Bupati dan Pemda Cianjur, termasuk Dinas Pariwisata dan Lembaga Kebudayaan Cianjur," kata Anggota Tim Riset Terpadu Mandiri Gunung Padang Erick Rizky, Kamis, 12 September 2013.
Erick mengatakan, ledakan menggunakan petasan berukuran 2,5 cm ini untuk riset tomografi. Dari proses ini nantinya diperoleh pemetaan tiga dimensi dari isi gunung padang. "Riset ini memakai perangkat canggih dari beberapa lembaga riset dan didukung tenaga ahli yang sangat profesional dan berpengalaman," katanya.
Selain izin dari beberapa lembaga terkait, katanya, izin juga dilakukan kepada penduduk dan juga kepolisian setempat. Tim juga rumah-rumah warga, terutama bagi pemilik lahan dan ketua RT.
Dipukul warga
Sayangnya ledakan ini justru menimbulkan polemik. Sebab, saat peledakan terjadi, sekitar 20 orang datang ke lokasi ledakan dan langsung mengeroyok para peneliti. Kata Erick, mereka datang tanpa komunikasi dan langsung berteriak-teriak.
"Mereka yang mengeroyok dan memukul para peneliti yang sedang bertugas sampai babak belur," ujar Erick. "Di antara tim yang kena hajar adalah teknisi senior berusia hampir 60 tahun."
Warga sekitar yang membantu riset, yang tak lain pemilik lahan pun ikut digiring dan diarak. Bahkan, petugas penjaga situs yang hendak menolong juga ikut dipukul hingga pingsan.
"Izin juga diperoleh dari Bupati dan Pemda Cianjur, termasuk Dinas Pariwisata dan Lembaga Kebudayaan Cianjur," kata Anggota Tim Riset Terpadu Mandiri Gunung Padang Erick Rizky, Kamis, 12 September 2013.
Erick mengatakan, ledakan menggunakan petasan berukuran 2,5 cm ini untuk riset tomografi. Dari proses ini nantinya diperoleh pemetaan tiga dimensi dari isi gunung padang. "Riset ini memakai perangkat canggih dari beberapa lembaga riset dan didukung tenaga ahli yang sangat profesional dan berpengalaman," katanya.
Selain izin dari beberapa lembaga terkait, katanya, izin juga dilakukan kepada penduduk dan juga kepolisian setempat. Tim juga rumah-rumah warga, terutama bagi pemilik lahan dan ketua RT.
Dipukul warga
Sayangnya ledakan ini justru menimbulkan polemik. Sebab, saat peledakan terjadi, sekitar 20 orang datang ke lokasi ledakan dan langsung mengeroyok para peneliti. Kata Erick, mereka datang tanpa komunikasi dan langsung berteriak-teriak.
"Mereka yang mengeroyok dan memukul para peneliti yang sedang bertugas sampai babak belur," ujar Erick. "Di antara tim yang kena hajar adalah teknisi senior berusia hampir 60 tahun."
Warga sekitar yang membantu riset, yang tak lain pemilik lahan pun ikut digiring dan diarak. Bahkan, petugas penjaga situs yang hendak menolong juga ikut dipukul hingga pingsan.
Sumber : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/443613-riset-gunung-padang-pakai-ledakan--tim-terpadu-dipukul-warga